Total Tayangan Halaman

Sabtu, 25 Mei 2013

6 Cara Agar Jerawat Tak Muncul Lagi

Jerawat bisa disebabkan oleh banyak hal, termasuk faktor genetis dan hormon. Stres juga berperan besar menyebabkan jerawat, tutur ahli dermatologi David Sire, M.D., dari Fullerton, CA. Meskipun Anda tidak bisa mengontrol apakah Anda memiliki kulit yang rawan terkena infeksi jerawat atau tidak, Anda bisa melakukan beberapa langkah berikut ini untuk mencegahnya.
  1. Jangan menyentuh wajah Anda dengan tangan. Cobalah untuk tidak memencet jerawat, yang bisa membuat jerawat itu semakin besar atau menyebabkan bekas luka. 
  2. Jangan mengusap muka. Sebagian besar orang yang memilki jerawat atau pori-pori tersumbat cenderung mengusap muka mereka lebih keras, yang bisa menyebabkan iritasi kulit. Oleh karena itu, gunakan pembersih yang lembut saat pagi dan sore hari. 
  3. Gunakan alas bedak tipis. Makeup yang digunakan untuk menutupi jerawat cenderung membuat pori-pori tersumbat dan menyebabkan lebih banyak kotoran. Cobalah menggunakan concealer yang terbuat dari bahan asam salisilat. 
  4. Ketahui jenis kotoran di wajah Anda. Perhatikan cara Anda menelepon, cara tidur menyamping, atau mungkin menyandarkan wajah Anda pada satu tangan. Cobalah untuk menghindari hal ini. 
  5. Lakukan perawatan kulit secara rutin. Pembersih, toner, and pelembap mengandung bahan-bahan seperti benzoil peroksida pembunuh bakteri penyebab jerawat. 
  6. Memperhatikan perawatan kulit Anda. Jika Anda melakukan perawatan kulit dan ternyata jerawat masih belum hilang, mungkin Anda perlu berkonsultasi kepada ahli dermatologi, yang bisa memberikan produk yang lebih tepat, seperti Retin-A.Sumber Bacaan
Silahkan klik link artikel dibawah ini :
Tiga Benda Penyebab Rusaknya Kulit Wajah  
Makanan Anti Jerawat  

5 Sebab Jerawat Muncul Tak Terduga

Timbulnya jerawat memang menganggu penampilan. Walau wajah sudah dirawat sedemikian rupa tapi jerawat bisa saja tetap muncul. Siapa tahu timbulnya jerawat di kulit Anda karena beberapa hal ini:

Produk susu
Beberapa orang memiliki reaksi berbeda ketika mengonsumsi susu atau produk yang terbuat dari susu. Bagi mereka, susu bisa menjadi pemicu timbulnya jerawat. Sebuah penelitian yang diterbitkan di “Journal of the American Academy of Dermatology” menemukan, laki-lai yang minum dua gelas atau lebih susu dalam sehari umumnya memiliki jerawat.

Susu mengandung berbagai jenis zat yang bisa bereaksi berbeda pada tubuh. Salah satu fungsi susu yang baik untuk perkembangan, ternyata secara bersamaan juga bisa meningkatkan produksi sebum atau kelenjar minyak di wajah. Peningkatan produksi minyak berlebih tersebut bisa menyumbat pori-pori hingga memicu timbulnya jerawat.

Reaksi setiap orang tentu berbeda-beda. Amati pola konsumsi susu Anda dan coba pelajari apakah hal tersebut yang menimbulkan reaksi munculnya jerawat. Jika iya, coba ganti susu Anda dengan produk susu kedelai atau susu almond.

Poni dan perawatan rambut

Tatanan rambut yang menawan ternyata juga bisa memicu jerawat muncul. Poni yang menyentuh dahi merupakan salah satu pemicu jerawat yang umum jika tidak dijaga kebersihannya. Minyak, kotoran, dan produk kecantikan pada rambut yang berinteraksi dengan kulit sensitif atau berminyak bisa menghasilkan deretan jerawat yang tak kunjung usai. Usahakan untuk selalu menjaga kebersihan rambut atau menjepit poni Anda untuk menghindari kontak dengan kulit.

Beberapa produk rambut juga bisa memicu timbulnya jerawat. Pakai produk rambut dengan tangan atau sisir untuk meminimalisir paparan ke kulit. Menyemprotkan langsung produk rambut bisa membuat produk rambut menyebar terlalu lebar ke kulit.

Selain bisa menyumbat pori-pori, zat kimia yang terdapat dalam produk rambut juga berpotensi menyebabkan jerawat. Walau sudah berhati-hati, produk rambut tetap akan bersentuhan dengan kulit saat Anda berjalan atau menggerakan kepala. Coba perhatikan daerah timbulnya jerawat.

Jika daerah tersebut merupakan area yang sering bersentuhan dengan rambut, perhatikan kembali produk rambut yang Anda gunakan. Sebaiknya usai menggunakan produk rambut, bersihkan sisa produk yang menempel di rambut dengan lap basah untuk menghindari penyumbatan pori-pori.

Produk bibir dan mulut

Beberapa produk yang digunakan di mulut bisa menyebabkan jerawat. Pelembap bibir atau lip balm yang mengandung lanolin, isopropyl myristate dan isopropyl palmitate berisiko menimbulkan jerawat jika terkena kulit. Ketiga bahan tersebut tergolong bahan komedogenik atau berpotensi menyumbat pori-pori sehingga bisa menimbulkan jerawat atau komedo. Pakailah pelembap bibir dengan tepat. Bersihkan sisa-sisa pemakaian jika ada yang mengenai kulit di sekitar bibir.

Selain produk untuk bibir, pasta gigi juga berpotensi menyebabkan timbulnya jerawat bagi beberapa orang. Pemakaian pasta gigi yang terlalu banyak sehingga terkena bibir dan kulit di sekitar mulut juga bisa menjadi pemicu timbulnya jerawat. Gunakan pasta gigi secukupnya dan bersihkan bibir serta sekitar mulut secara tuntas usai menyikat gigi.

Telepon seluler
Telepon seluler bisa menjadi salah satu pemicu jerawat. Keadaan ini disebut dengan acne mechanica atau timbulnya jerawat karena gesekan benda yang menyebabkan iritasi pada kulit. Anda bersama telepon seluler seharian. Hampir semua kegiatan mulai dari bekerja, makan, sampai ke toilet pun si telepon ikut serta. Bayangkan berapa banyak kuman yang telah menempel pada telepon Anda.

Lalu ketika Anda berbicara di telepon, kuman-kuman tersebut berpotensi menempel di wajah. Kulit yang sensitif atau berminyak sangat rentan dengan perpindahan bakteri ini. Untuk menjaga kesehatan kulit, bersihkan telepon Anda dengan tisu basah yang mengandung alkohol atau pembersih tangan setiap hari.

Kacamata
Jika jerawat timbul di area kacamata, berhati-hatilah. Bisa jadi penggunaan kacamata Anda yang jadi penyebabnya. Kulit mati, minyak, dan kotoran yang tertekan kacamata bisa membuat kulit iritasi dan menyumbat pori-pori.

Baik kacamata baca maupun kacamata hitam sama-sama berpotensi menimbulkan efek ini. Namun bukan berarti hal ini tak bisa dihindari. Bersihkan secara rutin bingkai kacamata dan area kulit yang terkena kacamata. Terutama untuk kulit berminyak, bersihkan kulit dan bingkai kacamata saat kulit terasa berminyak atau berkeringat.


Stop Menyentuh Wajah dengan Tangan!

Secara tak sadar, kita pasti sering menyentuhkan tangan pada wajah, entah itu untuk mengelus-elus dagu, menyentuh pipi, menggaruk hidung, menyandarkan pipi ke telapak tangan, atau sekadar mengenyahkan rambut yang menutupi muka. Sadarkah Anda bahwa kemungkinan besar itulah yang membuat wajah Anda berjerawat?

Telapak tangan = sumber bakteri
Nyaris semua aktivitas kita sehari-hari dilakukan dengan tangan. Maka tak heran jika sebagian besar bakteri dan kuman yang kita temui setiap hari menempel di tangan kita.

Jerawat terbentuk saat pori-pori tersumbat oleh sel kulit mati, minyak, atau kosmetik, kemudian bercampur dengan bakteri. Bayangkan apa yang terjadi saat kulit wajah kita sudah ditutupi oleh minyak dan debu setelah seharian beraktivitas, lalu tangan kita yang penuh kuman menyentuh-nyentuh kulit. Tak heran jika jerawat di wajah tak kunjung berkurang.

Masalahnya, biasanya aktivitas menyentuh wajah ini dilakukan secara tidak sadar. Atau jika dilakukan secara sadar, sulit sekali rasanya untuk menahan diri. Bagaimana caranya menghentikan kebiasaan buruk ini?
  1. Pastikan tangan selalu bersih Tak salah jika sejak dulu ibunda selalu mengingatkan untuk mencuci tangan dengan sabun. Tak perlu sering-sering, karena akan membuang bakteri baik dan membuat kulit tangan jadi kasar, namun setidaknya selalu cuci tangan setiap habis melakukan aktivitas yang mentransfer banyak kuman. Ingat, setelah tangan dicuci, bukan berarti kita bebas menyentuh wajah. Ini hanya untuk jaga-jaga, setidaknya jika kita tak sengaja menyentuh wajah, tangan sedang dalam keadaan "tak kotor-kotor amat". Yang terpenting, pastikan tangan Anda dalam keadaan bersih saat tiba waktunya mengoleskan pelembab, sunscreen, krim malam, masker, atau obat jerawat. 
  2. Jangan memainkan rambut Rambut mengandung minyak yang jika menyentuh wajah (baik langsung maupun melalui perantara tangan) bisa menambah penumpukan minyak di kulit muka dan menyebabkan jerawat.  
  3. Gunakan punggung tangan Jika Anda benar-benar harus menyentuh wajah, misalnya untuk mengenyahkan benda asing, gunakan punggung tangan dan bukan telapak tangan. Punggung tangan tidak bebas kuman, tapi jumlahnya tak sebanyak kuman di telapak tangan. 
  4. Sibukkan tangan Anda Biasanya kebiasaan menyentuh-nyentuh jerawat dan mengelus-elus kulit wajah dilakukan saat sedang iseng. Untuk mengalihkannya, beri kebiasaan lain bagi tangan Anda, misalnya memainkan jemari tangan. Memasukkan tangan ke dalam saku, memegang sebuah benda dengan dua tangan, dan melipat tangan di depan dada juga bisa jadi "penahan" agar tangan tak jalan-jalan. 
  5. Pakai sarung tangan Ini berlaku untuk Anda yang sering tak sengaja menyentuh wajah saat tidur di malam hari. Tentunya Anda harus memastikan sarung tangan Anda bersih dan selalu rutin dicuci. Mau trik oke? Oleskan lotion pelembap ke telapak tangan sebelum tidur dan tutupi dengan sarung tangan. Anda pun akan bangun dengan tangan yang lembut dan halus. 
  6. Libatkan orang-orang terdekat Beri tahu sahabat, kekasih, adik, kakak, mama, papa, dan rekan-rekan kerja tentang efek buruk menyentuh wajah dengan tangan. Ingatkan mereka untuk menegur Anda saat Anda melakukannya.Sumber Bacaan 
Silahkan klik link artikel dibawah ini :
5 Sebab Jerawat Muncul Tak Terduga  
6 Cara Agar Jerawat Tak Muncul Lagi  

Mengembalikan Wajah Bopeng Karena Jerawat Kembali Mulus

Memiliki wajah bopeng (berlubang) yang disebabkan jerawat dan penyakit kulit, tentu cukup mengganggu aktivitas keseharian. Apalagi bagi kaum perempuan, persoalan ini terkadang mengurangi rasa percaya diri. Apalagi belakangan ini tidak sedikit dari mereka, mengalami permasalahan kulit ini.

Banyak faktor yang mendorong terciptanya kondisi ini, misalnya penggunaan masker atau make - up yang tidak cocok dengan kulit, jerawat yang ditangani tidak baik, flek - flek, pada kulit dan banyak faktor lainnya. Oleh sebab itu, perlu penanganan seksama ketika menghadapi sejumlah persoalan tersebut.

Salah satu solusi yang bisa diambil, adalah dengan melakukan Dermaroller Skin Therapy yang ditawarkan salah satunya oleh Sumia Aesthetic Clinic Lampung. Dengan menggunakan peralatan canggih, produk aman dan pengawasan dokter, Klinik kecantikan ini berusaha mengatasi permasalahan kulit wajah anda.

"Pada dasarnya perawatan Dermaroller Skin Therapy, berfungsi untuk mengatasi bopeng bekas jerawat (Acne Scars) pada wajah, mengencangkan kulit, menghilangkan kerut dan flek hitam. Selain juga, memberikan kenyamanan, kehalusan dan menjaga kecerahan kulit wajah," kata dr Rininta Wulandari Dokter Kecantikan Sumia Aesthetic Clinic.

Secara teknis, tambah cewek berjilbab ini, terapi Dermaroller menggunakan jarum mikro (micro needle) khusus dengan ukuran 0,2 - 3 mm. Besaran jarum ini, disesuaikan dengan kebutuhan dari permasalahan kulit pasien. Sedangkan untuk langkah terapi, sebelumnya dilakukan facial pada umumnya dan proses dermaroller dengan menggunakan serum khusus.

Silahkan klik link artikel dibawah ini :
Stop Menyentuh Wajah dengan Tangan!  
5 Sebab Jerawat Muncul Tak Terduga  

Kanker Kulit Bisa Berkamuflase Jadi Jerawat

Amy Rushlow yang saat itu berumur 26 tahun mengungkapkan, “Aku menatap benjolan kecil di kelopak mataku setiap kali berkaca sejak 3 tahun lalu, dan ternyata itu adalah kanker kulit. 5 dokter kutemui dan 3 di antaranya tak pernah mendiagnosisnya menderita kanker. Sementara itu, seorang dokter mata mengatakan itu hanyalah skin tag (atau acrochordons), tapi tak menutup kemungkinan menjadi kanker. Hampir setahun kemudian dokter mata lainnya justru bertanya tentang benjolan di kelopak mataku itu. Aku pun memberitahukan kalau itu skin tag, dan dia cuma mengangguk percaya.” Tapi beruntung, Christopher Miller, M.D., direktur dermatologi University of Pennsylvania, bisa segera mengenali penyakit Rushlow ketika tak segaja melihatnya dari jarak 6 kaki, saat menyiapkan operasi kecil pengangkatan kanker kulit di hidung teman kuliah Rushlow, Adam Champbell. Dua bulan kemudian, giliran Rushlow yang menjalani operasi pengangkatan kanker itu.

Kenali cirinya…
Basal cell carcinoma adalah jenis kanker kulit tidak berbahaya yang paling umum. Kanker ini paling mudah ditangani, tapi bisa pula menyebar. Meskipun jarang terjadi, basal cell carcinoma pun bisa jadi fatal karena kanker jenis ini dapat merusak jaringan dan tulang di sekelilingnya jika tidak diangkat. Kanker ini juga gampang sekali kambuh. Kalau pernah memiliki basal cell carcinoma, maka peluangmu untuk mengalaminya lagi dalam kurun waktu lima tahun cukup besar. 
Basal cell carcinoma biasanya terdapat di bagian kepala dan leher, yang paling sering terkena sinar matahari. Gejalanya yang bisa kamu kenali, antara lain, benjolan putih mengkilap, seringnya dengan pembuluh darah yang terlihat di telinga atau leher. Benjolan itu bisa berdarah saat pecah. Benjolan pada orang yang berkulit gelap bisa berwarna cokelat atau hitam, seperti tahi lalat. Ciri lain yang mesti kamu waspadai adalah bentuknya rata, bersisik, seperti daging di punggung atau dada, serta dapat terus tumbuh hingga 10-15 cm. Goresan putih licin juga tak boleh luput dari perhatian, karena dalam kasus tertentu ini juga bisa jadi tanda kamu menderita kanker kulit.
Sayang, pada kenyataan basal cell carcinoma lebih sulit dikenali. Pada kasus Rushlow, itu tampak seperti benjolan mengkilap menyerupai lilin. Sementara kanker di hidung Adam hanya seperti jerawat batu. Lalu, bagaimana bisa dr. Miller mengenali kanker Rushlow? “Kanker kulit di kelopak mata bisa hadir dalam berbagai cara, kadang bleeding spots, menyerupai timbil, atau, pada kasus Rushlow, mengkilap dengan warna pink lembut. Basal cell carcinoma klasik,” jelas dr. Miller.

Mungkin kamu belum tahu kalau…
Karena kanker kulit dapat muncul dengan wujud menyerupai jerawat, penting untuk memeriksakan kesehatan kulitmu setahun sekali, tidak harus di dokter kulit. Walaupun tak banyak, ada pula dokter umum yang ahli mendeteksi kanker kulit. Selama pemeriksaan, pastikan juga kalau doktermu mengecek seluruh bagian tubuh. Yang perlu diingat, walaupun seorang dokter menyandang gelar M.D. di belakang namanya, jangan merasa yakin dulu dia pasti dapat mendeteksi kanker kulit. Sebuah studi mengatakan 82 persen dokter kulit bisa mendeteksi kanker berbahaya yang diderita pasien, dan sisanya, 18 persen, kanker dalam tubuh dikenali sendiri oleh pasien.
Satu dari lima orang berpotensi menderita kanker kulit. Menurut sebuah studi di Amerika, meskipun lebih banyak diderita oleh laki-laki kulit putih berusia di atas 50 tahun, jumlah perempuan penderita basal cell carcinoma di bawah 40 tahun sejak tahun 1976 sampai 2003 meningkat enam kali lipat. Dokter spesialis kulit Laksmi Duarsa pun mengungkapkan bahwa kulit putih memang lebih gampang rusak karena mengandung melanin lebih sedikit daripada kulit cokelat. Dan untuk memperkecil risiko terkena kanker kulit, dr. Laksmi menyarankanmu sebisa mungkin melindungi tubuh dari sinar matahari pukul 09.00 sampai 15.00, misalnya menggunakan kacamata, topi, payung, atau sunblock.Sumber Bacaan

Selasa, 21 Mei 2013

Frankincense Bisa Sembuhkan Asma ???

Dalam penelitian terbaru, para peneliti bersama Profesor Werz membandingkan resin dari berbagai jenis Frankincense pada dampak anti-inflamasi. Ada lebih dari sepuluh jenis spesies Boswellia di dunia. Yang paling terkenal dan banyak digunakan adalah Serrata Boswellia dari India Utara dan India Tengah.

“Kami mampu menunjukkan bahwa resin dari Papyrifera Boswellia adalah sepuluh kali lebih kuat,” jelas Profesor Werz. Spesies ini banyak ditemukan di Timur Laut Afrika (Ethiopia, Somalia) dan di Semenanjung Arab (Yaman, Oman).
“Asam Boswellic secara eksklusif dihasilkan dalam resin pohon Boswellia dan sangat sulit untuk memproduksi secara sintetis,” tambah Werz.
Oleh karena itu, pohon ini satu-satunya sumber bahan aktif yang menjanjikan. Namun, pohon Boswellia sudah menjadi spesies pohon yang terancam punah. Di beberapa tempat, pohon ini hanya digunakan sebagai bahan bakar pemanas.
“Dengan tanpa perlindungan yang berkelanjutan, jenis tumbuhan ini tidak hanya terancam punah, tetapi juga bidang kedokteran akan kehilangan obat yang menjanjikan bahan aktif,” tutup Profesor Werz.

Frankincense Bisa Sembuhkan Asma?

Sejak zaman kuno, aroma wewangian dari pembakaran Frankincense (atau yang dikenal di Indonesia sebagai kemenyan) telah menjadi bagian dari berbagai upacara keagamaan. Tetapi, Frankincense ternyata punya kelebihan lain.

“Resin dari batang pohon Boswellia ini mengandung zat anti-inflamasi,” kata Profesor Dr. Oliver Werz dari Friedrich Schiller University Jena (Jerman).
Menurut Werz, zat ini bisa sangat bermanfaat dalam terapi terhadap penyakit seperti asma, rheumatoid arthritis atau dermatitis atopik. Namun sejauh ini, zat aktif dalam Frankincense belum ditemukan dalam obat-obatan di apotek Jerman, karena dampak secara farmakologi dari zat tersebut belum banyak diteliti.
“Meski resin Boswellia sudah digunakan selama ribuan tahun dalam pengobatan, penelitian klinis yang sudah dilakukan sejauh ini masih belum cukup untuk membuat lisensi di Jerman dan Eropa,” jelas Profesor Werz.
Tetapi, itu semua bisa berubah. Sebagai bagian dari proyek menguntungkan bersama Saarbrücken University dan sebuah perusahaan start-up, Profesor Werz dan timnya akhirnya meneliti efek kuratif dari Frankincense.
Dalam proyek ini, para peneliti mampu menunjukkan di mana tepatnya asam Boswellic, yang bertanggung jawab atas dampak dari bahan-bahan resin Boswellia. Zat ini bisa mempengaruhi proses inflamasi atau peradangan.
“Asam Boswellic berinteraksi dengan protein yang berbeda dan merupakan bagian dari reaksi inflamasi, tetapi sebagian besar dibantu dengan enzim yang bertanggung jawab untuk sintesis, prostaglandin E2,” kata Werz.
Prostaglandin E2 adalah salah satu mediator dari respon kekebalan tubuh dan memainkan peran penting dalam proses inflamasi, serta pengembangan demam dan rasa sakit.
“Asam Boswellic memblokir enzim ini secara efisien dan dengan demikian mengurangi reaksi inflamasi,” jelas Werz. Dengan ini, asam Boswellic tidak hanya bisa digunakan dalam terapi penyakit peradangan, tetapi juga memiliki sedikit efek samping ketimbang perawatan anti-inflamasi saat ini, seperti diklofenak atau indometasin.
Meski efeknya kurang spesifik, kedua perawatan anti-inflamasi itu bisa meningkatkan risiko sakit maag dan secara negatif mempengaruhi fungsi ginjal. Baca Selengkapnya

Silahkan klik link artikel dibawah ini :
Berjemur Bisa Sembuhkan Sakit Asma?